Hitung Mundur
Hari Bahagia Kami
Hari
Jam
Menit
Detik
Teringat dan selalu, senja kala kami bersua dari Kampus Biru. Dengan roda dua, melaju dari kota menghampiri bibir samudra. Semakin kita tahu, siapa kita satu sama lain. Mencoba melebur, namun masih terbentur. Kisah ini berawal dari tatap mata kami di Kampus biru. Pertemuan yang bisa dibilang unik ini membawa hubungan kami semakin dekat. Tidak berharap lebih, namun garis menuntun kita jadi bersama. Benar orang-orang bilang “yang semakin kau jauhi, bisa jadi yang menerima pelukmu.”
Memang sudah tiba masanya. Hubungan semakin erat lantas kita sering bertemu. Beragam kisah dilalui bersama, tiap masa terlewat, sampai akhirnya memutuskan “kau harus bersamaku”. Bersatu bukan hanya untuk kami, tapi juga keluarga kami. Menjalani masa perkenalan dan selalu bertanya pada hati masing-masing beberapa waktu, menjadikan kami tak ragu akan satu sama lain, menuju ibadah terpanjang kami, melangkah lebih jauh, finish kita di surga nanti. Irfan menunjukan keseriusannya dengan keluarganya datang ke rumah untuk melamar.
Hari penantian penuh kebahagiaan akan kami sambut. Bersama keluarga, kerabat dan kolega yang kesemuanya menjadi bagian pelengkap kebahagiaan kami. Secuil kisah cinta untuk menatap dan merenda kisah hebat berikutya, berteman pasangan dan derap untaian doa.