Hubungan kami bermula di tahun 2023, diperkenalkan oleh teman pondok saya yang merupakan ipar dari calon suami saya. Awalnya, kami hanya sebatas teman biasa yang saling melihat unggahan di media sosial.
Seiring waktu, dia akhirnya memberanikan diri untuk mendekati saya. Kami pun berpacaran tanpa pernah bertemu sama sekali, karena saat itu saya berada di Madura dan dia di Surabaya. Terlebih lagi, orang tua saya cukup ketat.
Tak lama setelah kami berpacaran, kami bertemu untuk pertama kalinya. Saat itu, saya mengalami kecelakaan di Jembatan Suramadu sepulang kerja dan dia datang menjenguk saya ke rumah. Singkat cerita, hubungan kami hanya bertahan selama satu bulan. Setelah putus, kami sempat kembali bersama, tapi tidak bertahan lama, hanya sekitar dua minggu.
Kami sempat putus kontak, hingga akhirnya saya bekerja di Surabaya. Dia kembali menghubungi saya dan kami pun mulai berani untuk pergi bersama. Kami kembali dekat, namun tanpa status pacaran.
Memasuki pertengahan tahun 2024, kami menghadapi masalah besar yang membuat kedua keluarga kecewa. Masalah ini bahkan membuat ibu saya meminta saya untuk keluar dari pekerjaan.
Pada malam yang sama, calon suami saya berbicara dengan ibu saya. Tak disangka, masalah itu justru mendorongnya untuk melamar saya. Namun, meskipun sudah bertunangan, badai dalam hubungan kami tetap berlanjut.
Seiring berjalannya waktu, badai dalam hubungan kami mulai mereda. Kami belajar untuk berdamai dengan setiap ujian yang datang, menjadikan kami semakin kuat sebagai pasangan.