Pertemuan kami begitu sederhana, Mas datang kerumah untuk kedua kalinya dan menjadi pertemuan pertama kami kala itu. Berawal dari tidak saling mengenal, namun obrolan sederhana membuat kami menjadi dua orang yang sudah lama mengenal. Kami larut dalam obrolan, hingga lupa berkenalan menanyakan nama satu sama lain.
Di kedai kecil ujung kota, menjadi tempat pertemuan kedua kami. Saat kami hanyut dalam sundau gurau, tiba-tiba Mas menanyakan kepadaku bersediakah menjadi teman pendamping hidupnya? Seketika aku berfikir apakah ini hanya gurauan saja? Tidak langsung mengiyakan, kami jalani hubungan ini untuk saling mengenal lebih antara satu sama lain. Kami larut dalam obrolan kesenangan berdua kala itu. Tidak sampai ke pertemuan ketiga, Mas sudah harus pergi untuk menyelesaikan tanggung jawabnya di luar negeri, dengan jarak yang jauh, perbedaan waktu yang signifikan serta tanpa bertatap muka, akhirnya kami berdua saling berkomitmen untuk merencanakan dan mempersiapkan pernikahan kami.